Minggu, 10 Februari 2013

Penguat-Ku

Tuhan...
Mungkin Kau mengerti, betapa wanita yang di hadapan-Mu ini terlihat tangguh diluarnya. Tetapi, Kau tahu, itu hanya cangkang penutup kerapuhan yang ada di dalamnya.
Jika ada kondisi terburuk dalam hidup aku selama ini, jawabannya adalah "saat ini merupakan kondisi terburuk saya"

Tuhan....
Engkau tahu, sudah berapa bibit hati yg tersakiti.
Tolong, usap hati ini. Dan rasakan kerasnya hati ini. Hati yg selalu berusaha kuat. Wanita yang di hadapan-Mu ini selalu menjadikan dirinya bak Superman, merasa kuat dengan segala timpaan cobaan yg silih berganti, tetapi dengan orang yang sama.
Apa mau dikata? Demi kebahagiaan oranglain saja, aku rela bersakit-sakitan seperti ini. Dengan linangnya air mata yg deras. Tapi mau dikata apa lagi? Sudah sakit, tertimpa tangga pula. Bisa perbuat apa lagi aku?

Tuhan...
Aku tahu, cara-Mu yg Kau buat sulit ini, untuk mambantuku dalam proses pendewasaanku. Tapi, mengapa harus sesakit ini?
Biarpun proses pendewasaan itu tidak mudah, tetapi tolong jangan sesakit ini.
Kau selalu melihat ketika shalatku, ku teteskan airmata.
Kau selalu mendengar ketika shalatku, ku mengeluh dan menceritakan kisahku pada-Mu.
Kau selalu mengetahui ketika shalatku, dalam hatiku ku berteriak "Aku ingin keluar dari jeruji kesakitan ini"

Teruntuk-Mu Penguatku,
Maafkan aku, hamba-Mu yang selalu mengeluh.
Maafkan aku, hamba-Mu yang tak pandai bersyukur.
Tapi ketahuilah, aku berterimakasih Engkau beriku cobaan seperti ini. Kau jadikan aku wanita yang lebih baik lagi. Biarpun sakit sekali rasanya. Aku juga sampai tak tahan rasanya.

Dia pernah bertanya padaku sedari dulu, "Kapan aku akan menjadi wanita yang tidak gampang terbawa suasana marah?"
Pertanyaanmu dan pintamu dulu, baru terjawab dan baru ku realisasikan sekarang. Kamu tak perlu tahu bagaimana aku bisa, "Karena dengan sakit manusia bisa lebih berproses dalam mengubah kekurangannya."

Penguatku.
"Terimakasih banyak, mungkin memang benar kesabaranlah yang akan membuahkan hasil yang indah."
Aku hanya sedang menunggu, hingga kapan kesabaranku ini akan Kau hadiahi dengan kebahagiaan 2x lipat dari sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar