Teruntuk seorang perempuan yang berharga.
Ini untukmu, dari anakmu.
Sejuta kata maaf anakmu sampaikan, karena telah begitu mengecewakan dan menyakitimu secara terus menerus.
Karena telah merepotkanmu dengan segala kebodohanku, dengan segala keluh kesahku, mendengarkanku setiap harinya menangis.
Teruntukmu, seorang perempuan yang berhati mulia.
Maaf, karena anakmu yang satu ini selalu membuatmu meneteskan air mata.
Maaf, karena dosaku telah membuatmu mengeluarkan permata terindah yang tidak sepantasnya ku lihat, air matamu.
Maaf, hingga kamu mengeluarkan kata-kata "bahwa kamu kecewa padaku."
Sungguh sakit mendengarmu mengeluarkan kata-kata itu, tetapi aku sadar dengan segala kesalahan yang telah membuatmu kecewa untuk yang kesekian kalinya hingga usiaku belasan tahun seperti ini.
Tidak kah anakmu ini telah memalukanmu dengan kelakuannya? Maaf, menambah beban pikiranmu dengan segala sikapku beberapa bulan terakhir ini. Hingga kamu selalu menjadi tempat tangisku disaat ku sudah sesak dengan kesakitan yang kejam ini.
Tetapi satu janjiku, kelak aku akan membahagiakanmu. Aku akan merealisasikan segala inginmu kelak, merawatmu saat kamu sudah tidak bisa beraktifitas, memaklumimu saat kamu sudah menjadi kekanak-kanakan kembali.
Aku akan membahagiakanmu, dan memaklumimu, serta menjagamu dengan penuh kesabaran.
Terimakasih atas segala maaf yang selalu kau panjatkan kepada-Nya di setiap doamu untukku. Aku, yang selalu membuatmu kecewa dan menangis.
Seharusnya, aku bisa menahan segala bebanku sendiri. Tapi mohon memaklumiku, ibu.... Aku tidaklah bisa menampung segala bebanku sendiri tanpa menceritakannya padamu. Karena, denganmulah aku bisa merasa begitu lebih tenang dalam peluk hangatmu.
Aku menyayangimu, dengan lebih dari sekedar kata-kata yang bisa aku tuliskan kepadamu.
Aku menyayangimu, melebihi apapun yang aku kenal didunia ini.
Karena, kamu adalah surgaku masa depan yang kekal.
Maka, aku akan menghukum diriku sendiri karena telah membuatmu meneteskan intan permata itu karena menangisiku.
Maafkan aku, anakmu.
Ini untukmu, dari anakmu.
Sejuta kata maaf anakmu sampaikan, karena telah begitu mengecewakan dan menyakitimu secara terus menerus.
Karena telah merepotkanmu dengan segala kebodohanku, dengan segala keluh kesahku, mendengarkanku setiap harinya menangis.
Teruntukmu, seorang perempuan yang berhati mulia.
Maaf, karena anakmu yang satu ini selalu membuatmu meneteskan air mata.
Maaf, karena dosaku telah membuatmu mengeluarkan permata terindah yang tidak sepantasnya ku lihat, air matamu.
Maaf, hingga kamu mengeluarkan kata-kata "bahwa kamu kecewa padaku."
Sungguh sakit mendengarmu mengeluarkan kata-kata itu, tetapi aku sadar dengan segala kesalahan yang telah membuatmu kecewa untuk yang kesekian kalinya hingga usiaku belasan tahun seperti ini.
Tidak kah anakmu ini telah memalukanmu dengan kelakuannya? Maaf, menambah beban pikiranmu dengan segala sikapku beberapa bulan terakhir ini. Hingga kamu selalu menjadi tempat tangisku disaat ku sudah sesak dengan kesakitan yang kejam ini.
Tetapi satu janjiku, kelak aku akan membahagiakanmu. Aku akan merealisasikan segala inginmu kelak, merawatmu saat kamu sudah tidak bisa beraktifitas, memaklumimu saat kamu sudah menjadi kekanak-kanakan kembali.
Aku akan membahagiakanmu, dan memaklumimu, serta menjagamu dengan penuh kesabaran.
Terimakasih atas segala maaf yang selalu kau panjatkan kepada-Nya di setiap doamu untukku. Aku, yang selalu membuatmu kecewa dan menangis.
Seharusnya, aku bisa menahan segala bebanku sendiri. Tapi mohon memaklumiku, ibu.... Aku tidaklah bisa menampung segala bebanku sendiri tanpa menceritakannya padamu. Karena, denganmulah aku bisa merasa begitu lebih tenang dalam peluk hangatmu.
Aku menyayangimu, dengan lebih dari sekedar kata-kata yang bisa aku tuliskan kepadamu.
Aku menyayangimu, melebihi apapun yang aku kenal didunia ini.
Karena, kamu adalah surgaku masa depan yang kekal.
Maka, aku akan menghukum diriku sendiri karena telah membuatmu meneteskan intan permata itu karena menangisiku.
Maafkan aku, anakmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar