Minggu, 14 Juli 2013

My Twilight

Damn You, Senja!

Yah, kamu menang. Kamu berhasil memenuhi perjanjianku dengan Langit. Baiklah, akan ku panggil kamu Senja sepanjang surat ini.

Terima kasih telah membawa putih yang beribu dengan aneka lekuk yang ku panggil Awan.

Terima kasih telah menunjukkan warna warni angkuhmu, dalam balutan orange, merah, biru, ungu, jingga, ah semuanya.. Bahkan aku masih bisa menemuimu, Senja.

Terima kasih telah sedikit mengantar kelabu dalam malamku. Yah, walaupun aku lupa sadar, tapi hujanku terasa dekat, dalam lelap. Karena ketika senja aku selalu mendapatkan moment terindah dalam segala hal sedari dulu sampai sekarang. Entah mengapa, senja begitu memberiku banyak moment yang sangat tertata baik dalam otakku.

Sejak kapan, entahlah manusia semacam apa yang telah mengenalkanku pada keindahan senja yang selalu kunikmati disetiap harinya. Aku selalu suka berbagai cara ketika menghabiskan waktu senja untuk ke sekian kalinya.
Mungkin ini sugesti bagi diriku sendiri, bahwa aku sangat menyukai senja ketika senja selalu memberiku ketenangan dan kebahagiaan yang lengkap bersama tawa yang sudah menjadi candu.

Senja,
Aku juga sudah memenuhi janjiku mengirim surat dan menyebutmu Senja sepanjang ini.
Kita sudah sepakat bukan? Dan kita berhasil memenuhi perjanjian kita.

Tetap lah membawa warna angkuhmu, Senja. Karena aku suka. Pun semua orang di sini, yang kusebut Bumi.

"I remember, when it's I always do this. To laugh is better than before. I'd love someone in my twilight time"

Terima kasih, Senja.

Selamat!
Pejamku malam ini akan lebih dari sekadar senyum yang ku lukis melalui bibirku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar